Tulisan yang ada di blog saya ini adalah tugas-tugas kuliah saya semata. Bagi-bagi aja, siapa tau tugasnya sama....hemmm.

Selasa, 11 Januari 2011

Hakekat Manusia Dan Pengembangannya

DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN
A.   Hakekat Manusia Dan Pengembangannya
Pandangan dari segi agama hakekat manusia adalah paduan menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati dan akalnya manusia akan terus menerus mencari kebenaran yang mana mereka dianugerahi sebagai khalifah di muka bumi.
Dari pandangan Pancasila hakekat manusia memiliki sudut pandang yang monodualistik, monopluralisktik, keselarasan, keserasian, keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Hakekat manusia terwujud dalam sifat mereka di kesehariannya, yaitu :
1. Kemampuan Menyadari diri
Manusia itu mampu mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri mereka, mereka juga mampu mengembangkannnya ke arah yang lebih sempurna dan mereka menyadari bahwa potensi tersebut adalah kekuatan yang mereka miliki, sehingga sampailah mereka kepada tingkat kepuasan ( cita-cita ) yang mereka inginkan.
2. Kemampuan Bereksistensi
Manusia itu bersifat aktif, dalam arti mereka mampu menunjukkan ciri-ciri kemanusiaan mereka dan mereka mampu memenej ( mengendalikan ) likungan tempat ia berada.
3. Pemilik Kata Hati
Kata hati atau hati nurani inilah yang menyebabkan manusia mampu untuk membuat keputusan apakah sesuatu itu baik atau benar dengan buruk atau salah. Manusia juga mampu untuk melatih dan meningkatkan kecerdasan akal dan kepekaan emosi mereka terhadap sesuatu.
4. Moral ( Etika )
Manusia mampu untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, yang sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia. Dalam arti manusia mampu untuk berprilaku baik dan beretika sopan terhadap sesama mereka dan lingkungannya.
5. Tanggung Jawab
Setiap manusia memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah mereka lakukan.
6. Kebebasan
Manusia mempunyai rasa kebebasan ( kemerdekaan ). Tetapi kebebasan ini adalah kebebasan yang terikat oleh rasa tanggung jawab yang mereka miliki sebagai kodrat manusia.
7. Kesediaan melaksanakan kewajiban yang mereka emban sebagai khalifah dan menyadari hak-hak pribadi mereka dan lingkungannya.
Manusia berkemampuan untuk menghayati, menikmati dan merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Hal ini berkaitan dengan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma dan takdir. Mereka berusaha dengan gigih untuk mencapai tujuan mereka dan dibarengi dengan ketaatan mereka terhadap norma-norma yang ada, maka mereka akan menuju kebahagiaan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Sehinggalah mereka merasa nyaman dengan apa yang mereka capai dan dapat menikmatinya.

B.   Dimensi-Dimensi Hakekat Manusia
1. Dimensi Keindividuan ( pribadi yang berbeda dengan yang lain )
Manusia adalah makhluk monodualis ciptaan Tuhan yang dianugerahi                               ( dikaruniai ) status sebagai khalifah di muka bumi. Sebagaimana bayi yang dianugerahi keadaan jasmani yang lemah tetapi memiliki potensi-potensi jasmaniah berupa kelengkapan anggota tubuh dan rohaniah berupa daya cipta, rasa, karsa, instuisi dan bakat. Faktor-faktor inilah yang dapat membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya yang bersifat unik, yang dapat berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan tempat mereka berada.
2. Dimensi Kesosialan ( ketergantungan kebutuhan pada orang lain )
Manusia di samping makhluk monodualis sekaligus makhluk pluralis. Manusia dilahirkan dengan berbagai suku bangsa tertentu dan dengan adat serta kebudayaan mereka tertentu pula. Sebagai anggota suatu masyarakat, seseorang berkewajiban untuk berperan dan menyesuaikan diri serta bekerja sama dengan masyarakat tempat mereka berada. Pada dasarnya manusia memiliki dimensi kesosialan.
3. Dimensi Kesusilaan ( etika )
Manusia dengan kemampuan akal dan pikiran yang mereka miliki, memungkinkan mereka untuk menentukan sesuatu manakah yang baik dan manakah yang buruk, manakah yang pantas mereka lakukan atau manakah yang tidak pantas mereka lakukan. Dengan pertimbangan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya yang mereka junjung memungkinkan mereka untuk berbuat, bertindak dan berperilaku secara susila ( sesuai dengan etika ).
4. Dimensi Keberagamaan ( keyakinan adanya kekuatan yang mengendalikan seluruh aspek kehidupan di luar kehidupan makhluk hidup di dunia )
Manusia adalah makhluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yang mereka yakini yang didapatkan melalui bimbingan Nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan untuk menghayati dan merenungi pengalaman diri dan dunianya menurut agama dan ajaran masing-masing, yang akan membawa mereka ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Pemahaman dan pelajaran agama bisa mereka dapatkan melalui pelajaran agama, sembahyang, do’a-do’a, meditasi, komitmen aktif dan berbagai macam praktek ritual lainnya yang dapat memberikan mereka pemahaman tersebut.


C.   Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
Pengembangan dimensi hakikat manusia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.     Pengembangan yang utuh
2.     Pengembangan yang tidak utuh
1. Pengembangan Yang Utuh
Pengembangan dalam bidang jasmani dan rohani. Pengembangan jasmani berkaitan dengan pengembangan fisik mereka. Yaitu bagaimana mereka membentuk fisik atau jasmani yang sehat dan kuat. Sedangkan pengembangan rohani ini berkaitan dengan masalah pengembangan kepandaian, wawasan, pendirian, tenggang rasa, dinamis dan kekreatifan. Dengan banyak belajar mereka dapat mengembangkan kepandaian, dengan banyak membaca dan mencari pengalaman mereka mengembangkan keluasan wawasan mereka dan dengan banyak berfikir untuk mengembangkan kekreatifan mereka. Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan juga dimensi keagamaan.
a. Pengembangan manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individualis ini mampu untuk mengembangkan interelasi dan interaksi dengan orang lain yang serasi, selaras dan seimbang tanpa mengabaikan atau kehilangan jati diri mereka.
b. Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sejak lahir sampai kepada ajalnya perlu dibantu oleh orang lain. Mereka perlu peran pembantu dalam menjalani hidup di bumi ini dalam menghadapi permasalahan-permasalahan sehari-hari. Manusia harus merasa sadar bahwa mereka terpanggil untuk berbuat baik kepada orang lain, masyarakat dan lingkungannya. Pengembangan dimensi sosial ini harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga sangat mendukung untuk pembinaan kesosialan. Oleh karena itu norma-norma atau kaidah-kaidah yang di pelajari di dalam lingkungan keluarga harus dijunjung tinggi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

c. Pengembangan manusia sebagai makhluk susila
Hanya manusia sajalah yang mampu menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan sehingga dapat menetapkan pilihan tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Pengembangan manusia sebagai makhluk beragama
Dalam dimensi ini yang lebih diutamakan adalah terciptanya suasana penghayatan keagamaan lebih dari pengajaran keagamaan. Oleh karena itu yang perlu diutamakan adalah sikap teladan dari orang tua, guru dan pendidik lainnya disertai dengan metode-metode pendidikan yang tepat dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Demikian pula dengan lingkungan lainnya. Mereka juga harus menciptakan suasana yang religius.
Pengembangan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif yaitu melihat, berfikir, mengamati, mempertimbangkan, menduga, menilai dan sebagainya. Hal-hal inilah yang perlu dikembangkan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Aspek afektif itu adalah perasaan. Kemampuan untuk mengendalikan perasaan yang terluap sehingga menghasilkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan aspek psikomotorik adalah reaksi psikologis manusia terhadap sesuatu yang ditunjukkan dengan tindakan
2. Pengembangan yang tidak utuh
    Pengembangan yang tidak utuh yaitu terabaikannya sifat hakekat manusia, dalam arti terciptanya sosok yang kurang sesuai dengan kodrat manusia baik dalam aspek kesosialan, keagamaan, kesusilaan, rohani, kognitif dan lainnya. Sehingga terciptalah pribadi yang pincang dan tidak mantap yang akan berpengaruh terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar