Tulisan yang ada di blog saya ini adalah tugas-tugas kuliah saya semata. Bagi-bagi aja, siapa tau tugasnya sama....hemmm.

Jumat, 14 Januari 2011

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Pendidikan adalah kegiatan tang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologi, pendidikan tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar, pelakunya adalah guru/ pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspektif belajar, yang jadi pelakunya adalah peserta didik/ siswa yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju tahapan kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga serta lingkungan.
A. Pendidikan Sebagai Proses
Pendidikan sebagai proses memberi makna bahwa garapan pendidikan akan senantiasa dinamis, sistematik (berdasarkan sistem tertentu), sistematis dinamika dan perubahan masyarakat yang dilayaninya. Pendidikan sebagai suatu proses memberikan indikasi bahwa garapan pendidikan merupakan interaksi fungsional antar komponen pendidikan.
Sebagai orientasi dalam kerangka memahami garapan pendidikan sebagai proses, maka perlu dikaji empat pokok pertanyaan berikut:
1. Ke arah mana program pendidikan itu akan dilaksanakan?
2. Apa yang sepatutnya dipelajari dalam program pendidikan tersebut?
3. Bagaimana program pendidikan tersebut dilaksanakan?
4. Bagaimana kita mengetahui bahwa program pendidikan tersebut telah mencapai arah yang direncanakan?
Pertanyaan pertama berkaitan erat dengan ihwal arah dan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, tujuan sangat berkaitan erat dengan filsafat.
Pertanyaan kedua berkaitan dengan isi dan materi program yang sepatutnya diberikan berkenaan dengan tujuan pendidikan yang harus dicapai. Materi program pendidikan pada dasarnya lebih merupakan sebaran kurikulum yang akan dilaksanakan dalam proses pendidikan. Sedangkan sebaran isi kurikulum lebih merupakan pengorganisasian pengalaman belajar. Salah satu cara untuk membagi rumusan pengalaman belajar adalah dengan menggunakan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom ini mengandung tiga ranah pengalaman belajar, yaitu:
1. Ranah konitif atau pengetahuan
2. Ranah afektif atau sikap
3. Ranah psikomotorik (keterampilan)
Ranah kognitif meliputi pengalaman belajar yang menitikberatkan kepada hasil intelektual dan pengetahuan yang diperoleh, misalnya pengertian, pemahaman dan kecakapan berpikir. Ranah afektif meliputi: pengalaman belajar yang menitikberatkan pada perasaan emosi, seperti: sikap, minat, apresiasi dan upaya penyesuaian diri. Sedangkan ranah psikomotorik meliputi berbagai jenis keterampilan.
Pertanyaan ketiga berkenaan dengan strategi atau metode dalam melaksanakan program pendidikan. Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi dalam upaya mencapai tujuan intruksional yang ditetapkan. Sedangkan strategi lebih merupakan perencanaan atau taktik yang dirancang sedemikian rupa untuk tujuan pembelajaran yang lebih khusus. Metode dan strategi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam implementasi program pendidikan. Keduannya mengandung tugas-tugas atau kegiatan yang perlu dilakukan guru ataupun peserta didik dalam program pendidikan yang dilakukan. Oemar Malik mengajukan tiga alternatif pendekatan yang bisa digunakan dalam penyusunan strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran. Artinya, materi atau topik pembelajaran bersumber dari mata pelajaran tersebut. Posisi lebih merupakan sebagai penyampai pesan. Siswa sebagai penerima pesan. Sedangkan bahan pelajaran adalah isi pesan tersebut. Dalam rangkaian komunikasi seperti itu dapat digunakan berbagai metode mengajar.
2. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran tersebut dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dan strategi dalam rangka individualisasi pembelajaran.
3. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini berupaya mengintegrasikan sekolah dan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Metode yang digunakan antara lain: karyaawisata, narasumber, survei dan praktek kerja.
Pertanyaan keempat, yaitu bagaimana mengetahui program itu bisa mencapai arah yang ditetapkan berkaitan erat dengan program evaluasi. Komponen evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pelaksanaan pendidikan. Hasil evaluasi dapat dipandang sebagai petunjuk apakah sasaran yang ingin dituju (goals) itu tercapai atau tidak, apakah ditemukan kendala yang dialami dalam pencapaian tujuan di atas. Oleh sebab itu, sasaran evaluasi pada dasarnya ditujukan kepada tiga hal:
1. Peserta didik, sampai sejauhmana siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Guru, sampai sejaumana guru melakukan tugasnya sebagai pengajar dalam mengantarkan anak didiknya ke arah yang ditetapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
3. Program, sampai sejauhmana program yang disiapkan cukup handal dan relevan guna mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan evaluasi juga berguna untuk mengetahui sejauhmana keseluruhan kegiatan optimal atau tidak. Melalui kajian evaluasi yang ada, akan diperoleh beberapa masukan berdasarkan umpan balik yang ada. Sehubungan dengan hal itu, maka ada dua sasaran pokok evaluasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan, yaitu:
1. Evaluasi terhadap hasil, artinya evaluasi ini menilai sampai sejauhmana keberhasilan garapan pendidikan telah dilaksanakan guna mengantarkan peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan.
2. Evaluasi terhadap proses, artinya kegiatan evaluasi menitikberatkan kepada penilaian apakah proses pelaksanaan pendidikan ini efektif atau tidak, apakah cost dan pengeluaran lainnya selama proses pendidikan berlangsung sepadan dengan benefit dan hasil pendidikan yang diraih.
Dengan kata lain, evaluasi merupakan bagian penting implementasi pendidikan di sekolah. Keberadaannya merupakan petunjuk apakah keseluruhan program yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Deskripsi di atas menggambarkan komponen-komponen pendidikan saling berinteraksi satu sama lain dan saling mempengaruhi. Audrey dan Nicholls (1982: 49) menyebut empat tujuan komponen kurikulum pendidikan itu adalah sebagai berikut:
1. Tujuan (objectives)
2. Isi (contents)
3. Metode (methods, strategies)
4. Evaluasi (evaluation)
Keempat komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain, adanya kelemahan pada salah satu komponen, maka akan mempengaruhi komponen lainnya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pada garapan pendidikan secara keseluruhan.

B. Pendidikan Sebagai Proses Pendewasaan
Seperti telah dibahas sebelumnya, pada dasarnya pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku peserta didik. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan sekedar perubahan dalam penambahan jenis tingkah lakunya, tetapi diharapkan terjadi perubahan struktur yang berkenaan dengan perubahan tingkah laku menuju kepada derajat kemapanan tertentu. Artinya, dalam garapan pendidikan akan terjadi proses perubahan tingkah laku menuju kepada kekuasaan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang berdimensi luas, yaitu dari sisi-sisi peserta didik, sebagai pelaku yang belajar dan dari sisi pendidik/guru sebagai pelaku yang mengajar atau membelajarkan. Hubungan peserta didik adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku pendidik. Dari segi tujuan yang akan dicapai, baik pendidik maupun peserta didik memiliki tujuan tersendiri. Meskipun demikian, tujuan pendidik dan tujuan peserta didik dapat dipersatukan dengan tujuan instruksional.
Berikut ini, ciri umum unsur-unsur pendidikan sebagai proses interaksi yang meliputi, antara lain:
1. Pelaku; para pelaku utama pendidikan adalah para pendidikan sebagai pelaku pendidik mendidik dan para peserta didik sebagai pelaku peserta didik.
2. Tujuan, secara umum tujuan pendidikan adalah mampu membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan utuh menuju kepada kedewasaan. Dengan demikian, melalui interaksi pendidik dan peserta didik terjadi proses belajar mengajar sehingga terjadi proses perubahan mental dan jasmani peserta didik menuju kepada kedewasaan.
3. Tempat; garapan pendidikan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan sekolah ataupun luar sekolah (UUSPN pasal 10). Namun demikian, tempat belajar bisa di sembarang tempat. Misalnya, pendidikan sekolah terjadi di sekolah melalui suatu kegiatan belajar mengajar yang berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan luar sekolah (termasuk pendidikan keluarga) merupakan pendidikan yang terjadi di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
4. Jenjang waktu; proses pendidikan secara umum dilakukan sepanjang hari (long live education) walaupun dalam lembaga pendidikan formal, jenis waktunya disesuaikan dengan ciri lembaga.
5. Ukuran keberhasilan, dalam garapan pendidikan ukuran keberhasilan secara umum dapat dilihat pada sampai sejauh mana terbentuknya pribadi yang terpelajar mandiri dan utuh menuju kepada kedewasaan
6. Output (hasil), hasil yang dicapai dalam garapan pendidikan adalah terbinanya manusia yang utuh dan dewasa, baik secara mental maupun jasmani dan perolehan hasil belajar berupa kemajuan ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), serta ranah psikomotorik (keterampilan), sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan.

1 komentar: